Balada RUU Pilkada

Setelah melalui perdebatan alot, akhirnya pemilihan kepala daerah kembali tidak langsung alias dipilih DPRD. Beritanya bisa dicari di situs berita terdekat, karena selain saya tidak mengikuti sidangnya sampai akhir, saya malas bercerita panjang lebar.

Saya tidak mengikuti sidangnya sampai akhir karena punya firasat ujung-ujungnya bakal ada konflik, bakal ada anggota dewan yang ngamuk-ngamuk pasti. Dan benar saja jika melihat cuplikan berita siang ini. Ada adegan walkout segala, seperti scene drama saja.

Haduh,

Saya sendiri mendukung yang namanya pilkada langsung. Biarpun katanya potensial terjadi kecurangan, biarpun tidak semua rakyat tidak memilih dengan realistis tapi setidaknya suara kita benar-benar sampai ke pemerintahan. Dan periode ini pun banyak kepala daerah yang bekerja dengan optimal hasil dari pemilihan langsung. Tapi anehnya malah muncul opsi seperti ini. Aneh.

Kalau masalah kecurangan, sekarang kita sebagai masyarakat saja sudah sama-sama tahu, dewan rakyat di pemerintahan pusat tidak semuanya bisa dipercaya, bahkan terang-terangan berbuat tidak pantas. Jumlahnya yang memang mengabdi dengan tidak, tak cukup seimbang. Saya tahu tidak boleh berpikiran buruk, tapi realistis saja lah, dalam pemilihan dewan di pemilu kemarin itu saja banyak yang mentalnya masih mental duit, masih suka obral janji. Banyak orang yang susah melihat mana yang memang amanah, dan sekarang mau membiarkan mereka memilih siapa pemimpin daerah, rasanya agak... kurang tepat. Kecurangannya tidak kalah besar, suap menyuap potensinya makin kuat.

Singkatnya, dewan kita belum dibenahi dan tidak bisa dijadikan tempat bergantung untuk suatu keputusan, menurut saya.

Pesimis? Ya, rasa pesimis saya cukup besar untuk masa setelah 3 tahun kedepan.

Tapi saya juga masih punya kepercayaan kok  akan ada pemilihan yang baik nanti akan ada dewan yang memutuskan dengan adil, karena kalau bukan kita yang mau percaya, siapa lagi? Kita berdoa saja.

Semoga rasa pesimis saya tidak menjadi kenyataan nanti.

Ingat, jangan ada tindakan anarkis, protes membabi buta dan tidak sopan, termasuk komentar berlebihan. Apalagi bikin meme ga jelas.


Terus pahami informasi dari sumber yang valid.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama