“Pengembangan...pengembangan...pengambangan
hingga tercapai kesejahteraan...”
Listrik merupakan kebutuhan yang tak terelakan di jaman ini.
Pengembangan dalam disiplin ilmu apapun membutuhkan listrik sebagai
penunjangnya, mulai dari eksakta sampai sastra. Dalam bidang kimia misalnya,
instrumen kimia analitik penghasil data paling akurat di dunia sekalipun dapat
berjalan karena adanya listrik. Sedangkan dalam disiplin ilmu lain misalnya
bidang seni dan sastra, semua sudah dimudahkan dengan teknologi komputer yang
berjalan dengan energi listrik hingga menghasilkan karya yang lebih baik,
kreatif dan waktu yang relatif lebih cepat. Misalnya kegiatan saya menulis blog
ini, dimudahkan dengan adanya akses sumber listrik.
(elekronik tablet drawing )
Itu untuk gambaran dalam pengembangan ilmu, Bagaimana dengan hidup
sehari-hari? Jika saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya dapat hidup
tanpa listrik?
Untuk saat ini saya akan menjawab ‘tidak’
.
Mungkin begitu juga anda.
Memang ada masa saat listrik belum terlalu berkembang, saat listrik
belum menjadi energi esensial yang didambakan, dan memang pada masa itu manusia
pun mampu bertahan hidup. Namun di hidup kita sekarang, harus diakui kita telah memiliki
ketergantungan pada listrik beserta segala aspek kemudahan dan fungsinya,
dengan menggunakan energi ini disegala aspek hidup sehari-hari tanpa sering
memikirkan penggantinya. Sehingga tidak terpikirkan oleh kita cara hidup bila
listrik tidak ada. Karena hal itu sudah terjadi, kini tinggal kita yang harus
peduli tentang keberadaan energi ini.
Mengapa
harus peduli?
Kita adalah konsumen listrik, yang dalam pelaksanaan penggunaannya
berada di bawah pengawasan Perusahan
Listrik Negara (PLN). PLN ditunjuk sebagai badan negara yang memiliki otoritas
tertinggi dalam pengaturan listrik termasuk pengembangan dan pengamanan
listrik. Namun, karena sudah memiliki otoritas, lantas tidak membuat semua
permasalahan listrik dapat ditangani sendiri oleh PLN. Konsumenlah yang paling
mengerti dan mengetahui permasalahan yang ada serta hal-hal yang dibutuhkan
dalam sektor listrik Indonesia, maka kepekaan konsumen dalam menyampaikan
solusi ini kepada PLN, sangat berarti dalam mengurai permasalahan yang ada.
Terlebih lagi semua perbaikan ini ditujukan untuk kesejahteraan konsumen.
Apa
permasalahan yang muncul dalam sektor listrik?
Pengembangan dan pemecahan masalah mengenai listrik harus terus
berjalan hingga negeri ini dapat dipastikan memiliki sumber listrik yang
stabil, kontinu dan merata untuk setiap aspek. Semua solusi dimulai dari sikap
tanggap tentang macam-macam permasalahan listrik yang ada. Berikut akan
dijabarkan mengenai permasalahan umum sektor listrik di Indonesia dan ide yang
mungkin bisa diterapkan oleh PLN.
Frekuensi Pemadaman Listrik
Pemadaman listrik adalah keluhan yang paling sering dilontarkan oleh konsumen PLN. Masyarakat hampir terbiasa tiba-tiba kehilangan suplai listrik ditengah
waktu produktif karena seringnya pemadaman listrik. Pemadaman ini memang
disengaja jika ada perbaikan dalam instrumentasi sumber listrik, namun dalam
sebab lainnya, pemadaman dilakukan guna menghemat sumber listrik.
(Pemadaman Listrik)
Dalam hal waktu pemadaman listrik, sebaiknya PLN dapat memberikan
informasi akan adanya pemadaman listrik ini setidaknya beberapa jam sebelum
waktu pemadaman. Perbaikan sendiri pasti sudah memiliki jadwal yang tetap, dan
jadwal tersebut pasti dapat didistribusikan entah itu siang ataupun malam. PLN
bisa memanfaatkan jejaring sosial yang kini hampir seluruh masyarakat Indonesia
miliki, bisa juga menyiarkan informasi lewat sms ke nomor ponsel pelanggan PLN
di masing-masing daerah. Cara paling sederhana seperti yang diterapkan di
kawasan pemukiman rumah saya, adanya pengumuman lewat pengeras suara masjid
tentang waktu pemadaman listrik dimulai. Sehingga masyarakat bisa bersiap-siap
menghadapi pemadaman ini.
Walaupun sudah dilakukan sosialisasi waktu pemadaman dengan baik, tapi
kewajiban untuk memperkecil frekuensi pemadaman tetap ada. Disinilah
pengembangan teknologi listrik harus terus dilakukan dan diterapkan.
Keamanan seluruh instalasi listrik harus diubah menjadi lebih baik.
Kita sama-sama tahu, cuaca ekstrim seperti badai dan hujan petir sering terjadi
di Indonesia. Cuaca seperti ini cukup mengganggu instalasi listrik yang ada.
Mulai terjadinya korsleting, hingga kebakaran yang lagi-lagi berimbas pada
pemadaman listrik. PLN sebaiknya meningkatkan studi cara terbaik untuk
perlindungan instalasi listrik dari cuaca ekstrim. Saya yakin, sebagai lembaga
dengan otoritas tertinggi pada sektor listrik, PLN mempunyai keleluasaan kerja
sama dengan lembaga teknologi lain untuk sama-sama mengembangkan solusi
permasalahan ini.
Selain keamanan instalasi, faktor lain yang tak kalah penting adalah
ketersediaan sumber listrik yang seharusnya bersifat kontinu. Beberapa waktu
lalu, masyarakat diramaikan berita antara PLN dan Pertamina mengenai
permasalahan suplai solar sebagai bahan baku listrik yang tersendat.
Permasalahan suplai yang tersendat saja sudah menghasilkan wacana akan adanya
krisis listrik di Indonesia, apalagi jika suplai bahan bakar tersebut
benar-benar habis? Lagi-lagi frekuensi pemadaman akan meningkat dalam rangka
penghematan.
Kita perlu tahu bahwa bahan bakar seperti solar bukan sumber daya alam
yang berjumlah tak terbatas. Ada masanya bahan bakar tersebut akan sulit
ditemukan. Jika begitu, sudah seharusnya kita terus melakukan riset dalam
sumber energi alternatif untuk sumber listrik.
Sedikit menengok ke negara lain, sudah banyak riset mengenai sumber
listrik alternatif yang diaplikasikan. Solar
cell misalnya, mengubah energi panas matahari menjadi sumber listrik. Dengan sumber cahaya matahari yang berlimpah di negara kita, sepertinya pengembangan sumber energi ini sangat potensial. Indonesia sendiri baru memiliki setidaknya empat pembangkit listrik tenaga surya, salah satunya di bali.
(PLTS Indonesia)
Ada
pula tenaga sampah, yang masih menjadi wacana untuk dibangun. Diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per
hari akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt (sumber : link) . Ada pula tenaga angin, bahkan riset tentang menghasilkan energi listrik dari proses
respirasi bakteri. Banyak sekali potensi yang bisa digali untuk menghasilkan listrik.
Walaupun terlihat banyak solusi, ada satu permasalahan yang menghalangi
riset tentang listrik ini berjalan mulus. Biaya. Biaya yang diperlukan untuk
riset memang selalu tak sedikit. Tapi ini tuntutan yang harus dipenuhi. PLN
harus kembali menjaring insinyur-insinyur teknik berbakat untuk terus
berinovasi dalam mencari sumber energi listrik yang baru. PLN sebaiknya
memiliki satu divisi riset sendiri untuk menangani masalah ini. Studi bisa
dilakukan mulai dari studi literatur, pembuatan konsep hingga matang. Barulah
pengaplikasian konsep itu sendiri.
Pola Masyarakat terlalu
konsumtif
Sumber listrik yang sudah kontinu, instalasi yang sudah baik, tak akan
ada artinya bila konsumen masih berlebihan dalam menggunakan listrik.
Kekurangan akan terus dan terus terjadi jika konsumen selalu berlebihan.
Di jaman sekarang misalnya, smartphone
dengan konsumsi baterai yang boros telah bertebaran dimana-mana dan penggunanya
masih merasa baik-baik saja selagi dia masih bisa menemukan sumber listrik dan
mengisi baterai. Belum lagi peralatan elektronik berharga murah dengan
kapasitas daya yang tinggi, yang juga disertai dengan sifat pemiliknya yang
membiarkan barang-barang tersebut terus menyala bahkan ketika tidak dipakai.
Sadar atau tidak sadar, ini pola hidup di jaman sekarang yang sangat tidak
ramah untuk sumber daya listrik. Sadar atau tidak sadar masyarakatlah penyebab
krisis listrik itu sendiri.
PLN yang punya wewenang sebaiknya bisa mengatur hal ini. PLN bisa
melakukan pendataan atas alat elektronik yang dipakai dalam suatu rumah tangga
dan melakukan pemeriksaan apabila konsumsi daya listrik pada rumah tersebut
cenderung berlebihan dari jumlah alat elektronik yang ada dan melakukan
peringatan. PLN bahkan mungkin bisa menambahkan aplikasi tambahan pada listrik
meter dirumah yang dapat memperingati apabila pemakaian listrik sudah melebihi
kapasitas teoritis.
PLN juga sebaiknya gencar melakukan kampanye lewat media sosial tentang
pentingnya bijak dalam memakai listrik. Termasuk di dalamnya, informasi
pemilihan alat elektronik yang baik dan cara manajemen listrik. Hal ini bisa
diwujudkan dengan tindakan persuasif terhadap konsumen melalui jejaring sosial
dan media massa, penyebaran gambar-gambar peringatan tentang listrik, dan
menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen. PLN juga dapat menobatkan satu
daerah percontohan yang giat menggalakan bijak dalam menggunakan listrik,
sehingga daerah lain terpacu untuk melakukan hal yang sama.
Karena konsumsi listrik tidak hanya berdasarkan seberapa kemampuan kita
dalam membayar, tapi seberapa bijak pemikiran kita untuk ketersediaan listrik
di masa depan.
(Hemat Listrik)
Listrik belum menjangkau
seluruh nusantara.
Kemudahan mendapatkan sumber arus listrik akan meningkatkan kemudahan
akses untuk menggali potensi daerah sehingga misi kecerdasan bangsa dapat
terlaksana. Itulah mengapa, perlunya fokus penyebaran listrik di daerah-daerah
terpencil nusantara. Tidak hanya pengembangan di daerah produktif perkotaan
tapi PLN juga masih memiliki tugas untuk memulai tahap pembangunan listrik di
daerah terpencil.
Dalam pandangan saya, PLN sebaiknya terlebih dahulu melakukan
sosialisasi tentang definisi listrik, fungsi pemakaian listrik serta bahaya
yang mungkin terjadi pada daerah yang belum tersentuh listrik. Bersamaan dengan
itu, dapat dimulai pembangunan instalasi listrik sederhana yang memang untuk
kebutuhan pokok seperti untuk penerangan dan pemakaian alat elektronik rumah
tangga. PLN dapat membangun kantor pengawasan di beberapa daerah tersebut agar
dapat benar-benar memantau pemakaian listrik termasuk menjaga keamanan
penggunanya. Setelah dirasa stabil, barulah pengembangan instalasi listrik
untuk pemakaian tahap lanjut dapat dilakukan.
Dari segi pelayanan PLN terhadap masyarakat, terdapat juga berbagai
keluhan.
Kurangnya tindakan persuasif
PLN kepada masyarakat.
Dalam beberapa masalah kelistrikan yang muncul kepermukaan media massa,
seringkali masyarakat langsung memberi penilaian negatif kepada PLN. Dalam
masalah tarif dasar listrik misalnya, masyarakat cenderung langsung menyalahkan
kekurangan PLN dalam manajemen listrik. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan
masyarakat tentang alasan PLN dalam menangani masalah-masalah yang ada. Dalam
kasus lain, pemadaman listrik misalnya, masyarakat juga banyak yang tidak tahu
alasan dari pemadaman listrik yang tiba-tiba. Padahal mungkin alasan itu untuk
perbaikan dan keamanan masyarakat sendiri.
Dari hal tersebut, PLN sebaiknya meningkatkan pendekatan kepada
konsumennya. Masyarakat tidak bermaksud ‘dimanja’ namun hanya perlu penjelasan
yang seringnya tidak didapatkan dengan jelas. Pendekatan tersebut sudah ada, PLN telah menyediakan beberapa jalur komunikasi untuk masyarakat kepada PLN.
PLN mempunyai akun twitter @pln_123 dan website www.pln.co.id
jalur ini dapat digunakan bagi mereka yang mempunyai akses internet dan ingin
kontak dengan PLN. Dari sisi PLN, media ini juga sebaiknya dapat dijadikan
tempat untuk menunjukan progres kerja PLN dalam pengembangan dan pemeliharaan. PLN bisa menuliskan artikel-artikel tentang listrik dsb sehingga masyarakat
bisa lebih yakin dengan kinerja PLN.
Namun karena tidak semua orang memiliki akses internet, PLN sebaiknya
mengaktifkan fungsi loket pelayanan keluhan di kantor-kantor PLN, masyarakat
dapat langsung mengajukan pertanyaan atau mengadukan masalah kelistrikan yang
ada. Jika pun PLN tak dapat langsung mengatasi masalah, beri penjelasan kepada
masyarakat tentang keterbatasan yang ada dan perkiraan waktu kapan dapat
diatasi.
PLN juga dapat mengadaptasi sistem ‘sms
subscriber’ yang diterapkan oleh provider telepon selular. PLN mengirimkan
info kepada pelanggan PLN yang nomor ponselnya terdaftar di database. Info
tersebut dapat berisi informasi pemadaman, informasi pengembangan yang tengah
dilakukan, juga tips manajemen listrik rumah tangga.
Dari sekian banyak jalur komunikasi, PLN dan masyarakat tinggal
melakukan optimasi komunikasi tersebut dengan sama-sama aktif dan tanggap.
Sebagai masyarakat,kita juga harus bijak dan jangan mengandalkan amarah dalam
menghadapi masalah kelistrikan. Percayalah PLN selalu berusaha untuk memberikan
pelayanan yang paling baik.
Terselip beberapa harapan terakhir untuk PLN, semoga PLN bisa terus
melakukan pengembangan hebat dibidang listrik, terus dimudahkan dalam membina
masyarakat menjadi masyarakat tanggap dan bijak dalam manajemen listrik. Dan
semoga PLN tetap jadi satu satunya perusahaan dalam negeru yang melakukan
pengaturan listrik di Indonesia. Yuk kita bangun kerjasama yang baik !
Posting Komentar