Mengapa Blog?

Mengapa tidak buku diary saja yang ada kunci gemboknya? :P
Beberapa orang pernah menanyakan ini kepada saya karena mereka lihat menulis blog adalah aktifitas yang saya tekuni di waktu luang. Intinya kadang mereka bertanya, apa gunanya blog? yang biasa saya jawab 'untuk curhat'. Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa harus repot-repot curhat lewat blog? Apa tidak punya teman atau sahabat yang bisa dijadikan tempat curhat? Blog memangnya bisa menjawab keluh kesah?

Kira-kira seperti itu pertanyaannya.

Blog bagi saya seperti teman dalam bentuk yang lain. Tempat saya menulis apa yang saya pikirkan. Saya cenderung tipe introvert, yang kadang keinginannya sendiri pun malu untuk diutarakan, yang susah sekali untuk adaptasi. Maka dari itu berbicara mengenai hal-hal pribadi pun sulit dilakukan sekalipun dengan sahabat. Sahabat-sahabat saya juga pasti setuju, saya yang paling sedikit curhat diantara mereka. Harus dipancing dulu baru saya mulai bercerita. Bukannya tidak percaya, ya memang sih saya tipe yang sulit mempercayai orang baru, tapi ketika saya sudah menganggap orang lain sahabat saya, berarti saya sudah percaya sepenuhnya dengan dia.

Tapi mengapa sulit bicara?

Bukan sulit bicara, tapi ada satu sisi kepribadian saya yang sulit. Misalnya amarah saya yang jika sudah meledak, imbas nya buruk kepada orang-orang (untungnya jarang sampai meledak). Jika saya dengan fase emosi tertentu datang dan langsung bercerita didepan seseorang, saya akan sulit menjaga emosi tersebut tetap sewajarnya. Seandainya saya bersedih, saya akan sulit berhenti menangis, seandainya saya marah, wajah saya akan menunjukkan raut yang benar-benar menyebalkan.

Saya sadar, itu akan membuat orang lain justru tidak enak hati.

Maka ketika itu terjadi, saya lebih suka diam lalu mulai menuliskan kata-kata di blog. Logikanya menulis blog hanya memindahkan emosi yang ada menjadi tulisan, harusnya tulisan saya menjadi tulisan yang sedih juga dong jika saya sedang sedih? Memang seperti itu jadinya, tapi disinilah fungsi blog bagi saya. 

Setelah selesai mengetik, biasanya saya akan membaca ulang sebelum menekan tombol publish. Saat itulah biasanya saya sadar bahwa tulisan saya tidak terlalu bagus untuk di publish dan itu berarti emosi saya sedang tidak stabil. Dan biasanya saya jadi sadar harusnya tidak seperti ini. Kemudian pelan-pelan emosi saya yang berlebihan surut, saya hapus tulisan blog itu lalu menuliskan hal-hal yang saya sadari lebih baik. Setelah itu pun, masalahnya serasa lebih longgar dan jikapun saya ingin meminta saran atau curhat kepada sahabat-sahabat saya, emosi saya sudah terkontrol.

Itulah kelebihannya buat orang seperti saya. Ya walaupun kadang akhirnya ada juga tulisan-tulisan galau tidak tersampaikan yang dipublish, tapi masih kategori 'Safe For Work' kok :)

Selain itu, blog juga tempat yang efektif jika ingin mengeluarkan pendapat dalam satu kalimat yang cukup panjang, dibanding jika ditaruh di kolom status sosial media. Lebih rapih dan enak dipandang. Blog juga senjata saya untuk mengikuti lomba menulis, karena rata-rata jaman sekarang lomba menulis banyak menggunakan media blog.

Di tahun ini ada satu cita-cita saya soal blog. Saya ingin tulisan saya di blog ini bukan cuma isi curhatan hidup saya saja. Saya ingin jadikan blog saya sebagai media informasi yang baik. Saya ingin bisa mengantarkan teori-teori tentang agama saya melalui blog ini, juga tentang dunia kimia, sastra, apapun yang bisa berguna baik untuk orang lain.

Semoga pelan-pelan terwujud, semoga saya bisa membagi waktunya diantara kerja, kuliah dan kehidupan saya yang lain.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama